17 Juli 2009

Adat Istiadat Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi (3)

Tatanan kehidupan masyarakat Kesatuan Adat Kasepuhan Ciptagelar persis seperti budaya yang dipertahankan masyarakat Baduy, Banten. Hanya saja, mereka tidak mentabukan budaya modern. Masyarakatnya pun sebagian besar pemeluk Islam. Mereka, bisa menerima kehadiran televisi, radio atau barang elektronik lainnya.

Hal menarik dari tatanan kehidupan sehari-hari mereka adalah tetap konsistennya memegang teguh budaya leluhur. Misalnya, bentuk rumah mereka masih berciri khas Sunda yakni panggung beratap injuk. Kemudian dalam bercocok tanam padi, mereka hanya panen 1 kali dalam setahun. Itu dilakukan untuk mempertahankan pupuk alam dan supaya PH tanah terpelihara serta terhindar dari hama.
Konsep ini tentu berbeda dengan yang dilakukan petani pada umumnya yang melakukan panen padi hingga 3 kali dalam setahun. Dan tentu saja ada hal yang tidak jarang dilakukan petani pada umumnya, bahwa ungkapan syukur atas hasil panen yang sekali setahun itu, dilakukan secara dalam ritual besar.
Setiap Agustus, komunitas masyarakat Banten Kidul ini menggelar upacara ritual seren taun atau pesta panen. Upacara ini digelar setelah panen sebagai bentuk syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah menganugerahi hasil bumi melimpah. Sebagian padi hasil panennya itu mereka masukan ke dalam leuit (lumbung padi).
Dalam pengolahan padinya, masyarakat Kasepuhan Ciptagelar masih melakukannya secara tradisional. Padi tidak digiling seperti umumnya dilakukan. Mereka mengolahnya dengan cara menumbuk untuk mempertahankan vitamin dalam padi.

Situs Padjajaran

Sejauh ini, memang masih banyak pihak yang meragukan keberadaan warga Banten Kidul Kasepuhan Ciptagelar tersebut memiliki hubungan erat dengan Raja Padjajaran Prabu Siliwangi. Tapi, jika melihat fakta situs yang diduga kuat peninggalan Kerajaan Padjajaran yang berada di sekitar lingkungan mereka, maka hal itu bisa dipercaya. Tepatnya di kampung Pangguyangan terdapat situs tinggalan kerajaan Padjadjaran. Di sekitar situs juga tumbuh pohon hanjuang (pajajaran).
Situs yang ditemukan di perkampungan tersebut, dilihat dari ilmu arkeologi diyakini tempat pemujaan animis. Di sana, terdapat situs megalitik, batu jolang (tempat pemandian), salak datar, tugu gede, cungkuk, batu kursi dan batu dakon (alat perhitungan tanggal/ilmu bintang). Menurut cerita rakyat, perkampungan itu merupakan salah satu tempat pelarian keturunan dan pengikuti Kerajaan Padjajaran.
Ceritanya terjadi sekitar tahun 1300 atau 700 tahun yang lalu. Saat itu Prabu Siliwangi dan pengikutnya dikejar-kejar pasukan Kerajaan Mataram dari Banten dan mencoba melarikan diri ke Pulau Chrismast, Australia lewat Pantai Tegal Buleud, Kabupaten Sukabumi. Namun upaya itu gagal dilakukan Prabu Siliwangi dan pengikutnya, karena ombak Samudra Hindia saat itu sedang pasang.
Tanpa pikir panjang, Prabu Siliwangi meminta pada keturunan dan pengikutnya untuk mencari jalan masing-masing untuk menyelamatkan diri dari kejaran pasukan Kerajaan Mataram. Dari sekian banyak pengikut dan keturunan Prabu Siliwangi, mereka akhirnya berpencar. Sebagian di antaranya, melarikan diri ke Urug (Bogor) dan sebagian lagi lari ke Citorek (Banten), Sirna Rasa dan Ciganas (Sukabumi). Sedangkan, Prabu Siliwangi sendiri lari ke arah utara pantai Tegal Buleud.
Konon, Prabu Siliwangi lari ke Cirebon dan tilem (hilang) di sana. Tapi, versi lain menyebutkan Raja Padjajaran ini melarikan diri dan tilem di kawasan Gunung Gede, Sukabumi, Jabar. Kedua versi tersebut yang saat ini berkembang di masyarakat Jabar. Saat ini, memang ada yang mempercayai situs Prabu Siliwangi di Kampung Pangguyangan itu makam embah Gentar keturunan Syech Sarifhidayatullah (Cirebon) dan Syech Muchyi (Pamijahan, Tasikmalaya).
Sehingga, situs tersebut ditafsirkan banyak masyarakat sebagai situs embah Gentar. Setiap bulan selalu saja ada peziarah yang mengunjungi situs tersebut untuk berziarah. Bila dikalkulasi, tidak kurang oleh 400 orang yang berziarah ke sana. Apalagi jika pada bulan Maulid jumlahnya bisa lebih banyak lagi. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat dan daerah-daerah lain di Indonesia. (Habis)

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP